Laporan
Sistem pendukung keputusan tentang pemilihan penempatan pelatihan lapangan kerja daerah jawa timur menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP)
A. Uraian
Kemiskinan merupakan musuh besar di setiap Negara. Baik Negara maju maupun Negara berkembang. Bagi Indonesia, kemiskinan merupakan musuh utama. Lapangan kerja yang besar merupakan upaya yang tepat untuk mengurangi kemiskinan. Pada kenyataannya, sebagian besar penduduk Indonesia terutama di desa, tidak memiliki skills yang dalam dunia kerja sehingga pelatihan lapangan kerja sangat diperlukan.
Dalam kasus ini, pemilihan penempatan pelatihan tenaga kerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil maksimal dalam pelatihan tenaga kerja. Dari kasus di atas, penyelesaian menggunakan program yang merupakan hal penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan SDM di Indonesia, lokasi yang diambil adalah daerah Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP). AHP sendiri adalah metode yang mudah dipahami sehingga dalam kasus ini, metode ini adalah yang paling tepat pada kasus ini
B. Latar belakang
Indonesia terkenal dengan SDM-nya yang sangat besar. Hal ini merupakan salah satu penggerak kemajuan sebuah Negara. Tetapi banyak dari mereka tidak memiliki skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Pelatihan lapangan kerja menjadi salah satu solusi guna memajukan suatu Negara. Penempatan merupakan salah satu hal yang penting, karena dalam penempatan yang salah sasaran bisa berakibat tidak maksimalnya pelatihan tenaga kerja.
Pulau jawa merupakan salah satu pusat dari laju perekonomian Indonesia. Daerah Jawa Timur merupakan daerah yang masih memiliki peluang besar dalam hal pekerjaan. Sehingga penempatan menjadi sangat penting. Peningkatan kualitas SDM Indonesia, terutama yang berkaitan dengan aspek pendidikan dan kompetensinya, telah diatur dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ke dua undang-undang tersebut mengamanatkan peningkatan kualitas SDM berbasis kompetensi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan kerja, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Sistem Pelatihan Kerja Nasional ini menggariskan prinsip-prinsip dasar pelatihan berbasis kompetensi. Sistem Pelatihan Kerja Nasional, disusun dan dikembangkan sejalan dengan Rekomendasi International Labor Organization (ILO) No.195 Tahun 2004 Tentang Human Resource Development. Rekomendasi ILO tersebut juga menggariskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi yang bersifat ”Life long learning”.
Sistem Pelatihan Kerja Nasional, yang selanjutnya disingkat Sislatkernas, bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu mengacu pada standar kompetensi, dilaksanakan dengan prinsip pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi lulusannya dilaksanakan secara independen. Konstelasi kelembagaan SISLATKERNAS terdiri dari 5 (lima) lembaga, yaitu lembaga standar kompetensi, lembaga pelaksana pelatihan berbasis kompetensi, lembaga akreditasi lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi kompetensi dan lembaga koordinasi pelatihan kerja.
Sislatkernas dilaksanakan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pelaksanaan Sislatkernas di tingkat pusat menjadi tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan. Pelaksanaan Sislatkernas di daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan Sislatkernas, terutama di daerah, perlu lebih didorong dan difasilitasi, baik oleh Pemerintah maupun oleh Pemerintah Daerah, sesuai dengan tugas dan wewenang penyelenggaraan otonomi daerah di bidang ketenagakerjaan. Agar supaya pelaksanaan Sislatkernas di tingkat pusat dan di tingkat daerah dapat terpadu dan sinerjik, diperlukan adanya Pedoman Penyelenggaraan Sistem Pelatihan Kerja Nasional di Daerah.
C. Tujuan
1. Memaksimalkan pelatihan kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur
2. Memperbanyak SDM yang berkualitas yang ada di Jawa Timur.
3. Menekan angka pengangguran yang ada di Jawa Timur serendah-rendahnya.
D. Rumusan Masalah
Dari kesimpulan di atas, rumusan masalah yang diambil :
1. Berapa presentase yang di dapat dalam menentukan penempatan lapangan kerja dengan kemajuan perkembangan ekonomi di Jawa Timur ?
2. Bagaimana keefektifitas penempatan lapangan kerja dengan kualitas kerja masyarakat di Jawa Timur ?
3. Bagaimana besar efesiensi dari penempatan lapangan kerja dengan menekan angka pengangguran yang ada di Jawa Timur ?
E. Batasan Masalah
Batasan yang dapat diambil adalah :
1. Data yang dijadikan acuan adalah data total dari kota-kota di jawa timur, dan tidak melibatkan data-data pedesaan yang ada di dalam kota tersebut.
2. Dalam laporan ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah java dan sistem database mysql.
3. Data yang diteliti adalah tingkat pengangguran, usia harapan kerja,dan komuditas pendorong perekonomian jawa timur.
4. Komuditas yg digunakan dilaporan ini sesuai dengan laporan yang dibuat oleh BPS provinsi jawa timur.
5. Batasan umur yang diambil adalah 18-25 tahun.
6. Pengambilan data setiap 1 tahun sekali berdasarkan pengambilan data yang dilakukan oleh BPS.
F. Metodologi penelitian
untuk metodologi yang kami gunakan :
1. berdasarkan sifat
laporan kami lebih dominan bersifat kuantitatif, karena kami mengambil data dari data-data yang sudah diambil sembelum-nya
2. berdasarkan sumber
laporan ini lebih bersifat external, karena data yang kami dapatkan kami ambil dari internet.
3. bedasarkan cara memperoleh
kami menggunakan cara sekunder karena data yang diperoleh lebih mudah diolah dan tidak repot dalam pengerjaan.
4. berdasarkan cara pengumpulan
untuk laporan ini, kami menggunakan time series, karena untuk menjaga keakuratan data, dan sesuai yang dijelaskan pada batasan masalah kami
yaitu 1 tahun sekali.
G. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka yang diambil adalah :
1. Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.(institut tehnologi Surabaya)
2. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. AHP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM).
H. Jadwal
untuk jadwal kami susun seperti gambar di bawah :
A. Uraian
Kemiskinan merupakan musuh besar di setiap Negara. Baik Negara maju maupun Negara berkembang. Bagi Indonesia, kemiskinan merupakan musuh utama. Lapangan kerja yang besar merupakan upaya yang tepat untuk mengurangi kemiskinan. Pada kenyataannya, sebagian besar penduduk Indonesia terutama di desa, tidak memiliki skills yang dalam dunia kerja sehingga pelatihan lapangan kerja sangat diperlukan.
Dalam kasus ini, pemilihan penempatan pelatihan tenaga kerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil maksimal dalam pelatihan tenaga kerja. Dari kasus di atas, penyelesaian menggunakan program yang merupakan hal penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan SDM di Indonesia, lokasi yang diambil adalah daerah Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP). AHP sendiri adalah metode yang mudah dipahami sehingga dalam kasus ini, metode ini adalah yang paling tepat pada kasus ini
B. Latar belakang
Indonesia terkenal dengan SDM-nya yang sangat besar. Hal ini merupakan salah satu penggerak kemajuan sebuah Negara. Tetapi banyak dari mereka tidak memiliki skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Pelatihan lapangan kerja menjadi salah satu solusi guna memajukan suatu Negara. Penempatan merupakan salah satu hal yang penting, karena dalam penempatan yang salah sasaran bisa berakibat tidak maksimalnya pelatihan tenaga kerja.
Pulau jawa merupakan salah satu pusat dari laju perekonomian Indonesia. Daerah Jawa Timur merupakan daerah yang masih memiliki peluang besar dalam hal pekerjaan. Sehingga penempatan menjadi sangat penting. Peningkatan kualitas SDM Indonesia, terutama yang berkaitan dengan aspek pendidikan dan kompetensinya, telah diatur dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ke dua undang-undang tersebut mengamanatkan peningkatan kualitas SDM berbasis kompetensi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan kerja, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Sistem Pelatihan Kerja Nasional ini menggariskan prinsip-prinsip dasar pelatihan berbasis kompetensi. Sistem Pelatihan Kerja Nasional, disusun dan dikembangkan sejalan dengan Rekomendasi International Labor Organization (ILO) No.195 Tahun 2004 Tentang Human Resource Development. Rekomendasi ILO tersebut juga menggariskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi yang bersifat ”Life long learning”.
Sistem Pelatihan Kerja Nasional, yang selanjutnya disingkat Sislatkernas, bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu mengacu pada standar kompetensi, dilaksanakan dengan prinsip pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi lulusannya dilaksanakan secara independen. Konstelasi kelembagaan SISLATKERNAS terdiri dari 5 (lima) lembaga, yaitu lembaga standar kompetensi, lembaga pelaksana pelatihan berbasis kompetensi, lembaga akreditasi lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi kompetensi dan lembaga koordinasi pelatihan kerja.
Sislatkernas dilaksanakan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pelaksanaan Sislatkernas di tingkat pusat menjadi tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan. Pelaksanaan Sislatkernas di daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan Sislatkernas, terutama di daerah, perlu lebih didorong dan difasilitasi, baik oleh Pemerintah maupun oleh Pemerintah Daerah, sesuai dengan tugas dan wewenang penyelenggaraan otonomi daerah di bidang ketenagakerjaan. Agar supaya pelaksanaan Sislatkernas di tingkat pusat dan di tingkat daerah dapat terpadu dan sinerjik, diperlukan adanya Pedoman Penyelenggaraan Sistem Pelatihan Kerja Nasional di Daerah.
C. Tujuan
1. Memaksimalkan pelatihan kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur
2. Memperbanyak SDM yang berkualitas yang ada di Jawa Timur.
3. Menekan angka pengangguran yang ada di Jawa Timur serendah-rendahnya.
D. Rumusan Masalah
Dari kesimpulan di atas, rumusan masalah yang diambil :
1. Berapa presentase yang di dapat dalam menentukan penempatan lapangan kerja dengan kemajuan perkembangan ekonomi di Jawa Timur ?
2. Bagaimana keefektifitas penempatan lapangan kerja dengan kualitas kerja masyarakat di Jawa Timur ?
3. Bagaimana besar efesiensi dari penempatan lapangan kerja dengan menekan angka pengangguran yang ada di Jawa Timur ?
E. Batasan Masalah
Batasan yang dapat diambil adalah :
1. Data yang dijadikan acuan adalah data total dari kota-kota di jawa timur, dan tidak melibatkan data-data pedesaan yang ada di dalam kota tersebut.
2. Dalam laporan ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah java dan sistem database mysql.
3. Data yang diteliti adalah tingkat pengangguran, usia harapan kerja,dan komuditas pendorong perekonomian jawa timur.
4. Komuditas yg digunakan dilaporan ini sesuai dengan laporan yang dibuat oleh BPS provinsi jawa timur.
5. Batasan umur yang diambil adalah 18-25 tahun.
6. Pengambilan data setiap 1 tahun sekali berdasarkan pengambilan data yang dilakukan oleh BPS.
F. Metodologi penelitian
untuk metodologi yang kami gunakan :
1. berdasarkan sifat
laporan kami lebih dominan bersifat kuantitatif, karena kami mengambil data dari data-data yang sudah diambil sembelum-nya
2. berdasarkan sumber
laporan ini lebih bersifat external, karena data yang kami dapatkan kami ambil dari internet.
3. bedasarkan cara memperoleh
kami menggunakan cara sekunder karena data yang diperoleh lebih mudah diolah dan tidak repot dalam pengerjaan.
4. berdasarkan cara pengumpulan
untuk laporan ini, kami menggunakan time series, karena untuk menjaga keakuratan data, dan sesuai yang dijelaskan pada batasan masalah kami
yaitu 1 tahun sekali.
G. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka yang diambil adalah :
1. Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.(institut tehnologi Surabaya)
2. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. AHP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM).
H. Jadwal
untuk jadwal kami susun seperti gambar di bawah :
I. Daftar Pustaka
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-7660-7406030028-bab2.pdf (12 oktober 2013)
http://belajarmysql.wordpress.com/2012/05/02/apa-itu-sql/ (12 oktober 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Java (12 oktober 2013)
http://jatim.bps.go.id/index.php/pelayanan-statistik/downloads-arsip?task=finish&cid=114&catid=1&m=0 (12 oktober 2013)
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-bahasa-pemrograman-java.html#.UljwyRCbH8w (12 oktober 2013)
http://bisniskeuangan.kompas.com (12 oktober 2013)
http:// www.infokerja-jatim.com (12 oktober 2013)
keterangan :
untuk bagian metodologi penelitian, berbeda dari file laporan kami, maka kami melakukan pembenaran-nya pada web ini.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-7660-7406030028-bab2.pdf (12 oktober 2013)
http://belajarmysql.wordpress.com/2012/05/02/apa-itu-sql/ (12 oktober 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Java (12 oktober 2013)
http://jatim.bps.go.id/index.php/pelayanan-statistik/downloads-arsip?task=finish&cid=114&catid=1&m=0 (12 oktober 2013)
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-bahasa-pemrograman-java.html#.UljwyRCbH8w (12 oktober 2013)
http://bisniskeuangan.kompas.com (12 oktober 2013)
http:// www.infokerja-jatim.com (12 oktober 2013)
keterangan :
untuk bagian metodologi penelitian, berbeda dari file laporan kami, maka kami melakukan pembenaran-nya pada web ini.